Wednesday, October 8, 2014

Sejarah Peninggalan Pulau Lombok

Rekor sebuah tempat memang sangat menyenangkan untuk diperhatikan. Realitasnya bahwa budayanya selalu unik serta tetap berhasil kita lihat peninggalannya. Lombok adalah salah satu kawasan pada Indonesia yang memperoleh hal ini.

Pulau yang mulai jaman Majapahit telah populer tersebut memperoleh suku asli benama Sasak. Nama ‘sasak’ berarti orang yang asal memakai perahu. Kebudayaan seluruh kalangan Sasak tak berhasil dipisahkan dari pengaruh kebudayaan Jawa dan Bali. Sesuatu itulah yang menciptakan kehidupan masyarakat Sasak dan budaya Pulau Lombok tidak cuma jadi kajian ilmu pengetahuan namun dan destinasi bertamasya yang menarik untuk dikunjungi. Berikut yaitu berlibur sejarah Lombok yang dapat Kamu masukkan di itinerary liburan dengan keluarga.

1. Suku Sasak di Desa Nde

Desa Nde terletak dalam perbukitan Pulau Lombok Tengah. Pada sini anda mampu memperhatikan keaslian tipe seluruh kalangan Sasak tempo dulu dan rumah lumbungnya berserta beragam aktifitas. Lingkungan desa tersebut masih selalu natural dengan bangunan tradisional yang khas. Merekapun membangun rumah dari anyaman bambu. Beberapa pilar yang dipakai demi menyangga rumah dengan berasal dari bambu. Atapnya berbentuk gunungan yang kelihatan menukik serta terbuat dari alang-alang yang disusun serta diikat. Lantai rumahnya terbuat dari campuran tanah serta batu bata, getah kayu pohon dan bubuk jerami. Uniknya, masyarakat Sasak seringkali mengolesi lantai rumahnya serta kotoran sapi atau kerbau yang diyakini sukses menjaga lantai merekapun agar tidak tidak ribet lembab dan retak. Read more

2. Kawasan Ampenan Kuno

Ampenan di bahasa Sasak berarti ‘amben’ yang berarti tempat singgah. Sesuai dengan namanya Ampenan sebagai kawasan yang tapi Belanda dikembangkan jadi pelabuhan demi menyaingi dominasi kerajaan pada Bali. Sebab adalah kota pelabuhan maka tidak ayal ketika itu - sekota tahun 1800an- Ampenan menjadi persinggahan beberapa beragamrupa etnis . Selain dapat memperhatikan beberapa ruas yang selalu meninggalkan jejak-jejak masa lalu, kamu begitu juga dapat melongok Wihara Bodhi Dharma yang berdiri sejak tahun 1804. Jangan lupa untuk mengunjungi kawasan pesisir pantai demi menggunakan panorama yang mengundang decak kagum dengan melihat puing-puing dermaga yang dibangun dalam saat penjajahan Belanda tahun 1948 - 1950. Read more

3. Suku Sasak

Dusun Sade terletak dalam Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah tepatnya 30 km dari Mataram. Dusun yang terletak pada tepi tindakan raya Praya - Kuta itu tak akan sulit dijangkau karena bentuknya yang selalu khas. Ya, Kamu bakal menjumpai rumah-rumah masyarakat Sasak yang memanfaatkan ijuk jerami. Interior rumah dalam kawasan itu terdiri dari dua ruang yakni bagian depan dengan belakang yang tingginya tak lebih tinggi dari dua anak tangga. Didalamnya terdapat dua tungku demi memasak yang terbuat dari tanah dengan berkolaborasi dan lantai. Selain itu di rumah itu serta terdapat ruang tidur. Sepanjang mendatangi sini kamu tak sekedar bakal di sajikan juga kehidupan yang masih natural tetapi kesenian seluruh kalangan semacam tari-tarian. Pengunjung berhasil memperhatikan tari Oncer juga kesenian Gendang Beleq. Selain itu anda dengan dapat memakai event presean. Menggoda tidak ? Read more

4. Presean

Presean sebagai ‘pertarungan’ yang biasanya dijumpai ketika upacara hukum adat yang selalu dilaksanakan di tidak ketujuh kalender Sasak. Upacara ini dimaksudkan demi meminta hujan. Namun karena sangat banyak dinanti pelancong, presean jadi sajian unik yang begitu juga berulang kali diselenggarakan ketika upacara perayaan hari kemerdekaan RI. Presean dilakukan oleh dua orang lelaki Sasak yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) juga perisai merupakan pelindung. Perisai yang terbuat dari kulit kerbau tebal tersebut akrab dimaksud ende. Presean bakal semakin menegangkan dikarenakan diiringi dan musik yang dimaksud dan gendang presean. Kendari matchday ini mirip layaknya perkelahian di dewasa ini namun pada usai kegiatan kedua petarung bakal berpelukan merupakan wujud bukan adanya dendam

No comments:

Post a Comment